“Sesungguhnya sebaik-baik tabiin
adalah seorang laki-laki bernama Uwais. Dia memiliki seorang ibu yang dia
berbakti kepadanya. Sekiranya dia bersumpah atas nama Allah, niscaya allah akan
mengabulkannya. Dia memiliki tanda putih di badannya. (Jika kalian bertemu
dengannya) mintalah kepadanya agar memohon ampunan kepada Allah untuk kalian.”
(H.R. Muslim)
Uwais
al-Qarni adalah seorang pemuda yang hidup pada masa Rasulullah Muhammad SAW.
Dia tinggal di negeri Yaman. Harta benda tidak berpihak kepadanya. Bukan hanya
harta, bahkan sosok ayah pun dia tak punya. Sosok ibu yang mendampingi hidupnya
pun dalam keadaan kurang beruntung. Ibunya mengalami kelumpuhan dan kebutaan.
Selama hidupnya boleh dikatakan bahwa Uwais hanya mempunyai satu-satunya harta
paling berharga di dunia ini, yaitu ibunya tercinta.
Untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, Uwais bekerja sebagai buruh pengembara domba. Jika
dia mempunyai kelebihan uang, dia tidak segan-segan membantu tetangganya yang
juga hidup dalam kemiskinan
.
Uwais terkenal sebagai anak yang
sayang dan taat kepada ibunya tercinta. Dia juga sangat taat beribadah kepada
Allah SWT. Sebagai orang Yaman, Uwais tidak mempunyai kesempatan untuk bergaul
dengan Rasulullah SWA dalam kehidupan sehari-hari karena terkendala jarak yang
jauh. Namun rasa cinta dan rindunya kepada Rasulullah SAW begitu mendalam.
Hari semakin demi hari dan waktu demi
waktu Uwais selau berharap agar mendapat kesempatan untuk berjumpa Rasulullah
SAW. Hingga pada suatu hari Uwais menyampaikan perasaan rindunya itu kepada
sang ibu dan ibunya mengizinkan serta meridhainya untuk berangkat kemadinah
menemui Rasulullah SAW. Sebelum Uwais berangkat ibunya memanggilnya dan
menyampaikan “ Apabila engkau sudah berjumpa dengan Rasulullah SAW, segeralah
kembali pulang”.
Sesampainya di Madinah, Uwais pun
segera mencari rumah Rasulullah SAW. Setelah ketemu, ternyata Rasulullah tidak
sedang ada di rumah, beliau sedang berada di medan perang. Mendengar pernyataan
Siti ‘Aisyah tadi membuat hatinya sedikit sedih dan terfikir pesan ibunya.
Uwais pun mengambil keputusan untuk pulang ke rumah menemuai ibunya.
Beberapa lama setelah Uwais pulang ke
Yaman, peperangan yang dijalani Rasulullah Saw usai. Baginda Rasul langsung
menuju Madinah. Sesampainya di rumah, beliau menanyakan kepada ‘Aisyah RA,
apakah betul ada yang mencarinya?. Setelah mendapat jawaban, beliau memastikan
bahwa yang datang itu adalah Uwais al-Qarni. Dan Rasulullah mengatakan bahwa
pemuda tersebut adala seorang yang taat kepada ibunya, yang merupakan penghuni
langit. Rasulullah berpesan kepada para sahabta “Jika kalian ingin berjumpa dengannya, perhatikanlah bahwa dia
mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya” Dan “ Suatu ketika apabila kalian bertemu dengannya, mintalah doa dan
mohon astigfar (lewat perantarannya). Dia adalah penghuni langit, bukan orang
bumi”
Pesan tersebut terus diingat oleh
‘Umar RA sampai kemudian beliau menjadi khalifah sepeninggalan Rasulullah SAW
dan Abu Bakar. Bertahun-tahun khalifah Umar RA dan ‘Ali RA mencari Uwais hingga
pada suatu ketika Uwais berserta rombongan mampir ke Madinah. Mendengar hal itu
Umar RA dan ‘Ali RA langsung menanyakan keberadaannya dan mendatanginya.
Sesampainya di sana Umar RA dan ‘Ali RA memohon kepada Uwais agar didoakan dan
domohonkan istigfar kepada Allah SWT bagi mereka. Akhirnya Uwais mengangkat
tangan sambil berdoa dan membacakan istigfar.
Khalifah ‘Umar RA berjanji akan
menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk menjami sisa
kehidupannya. Namun Uwais menolak dan berkata “Hamba mohon agar hari ini saja hamba dapat diketahui orang. Untuk hari
selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lain”
Beberapa tahun berselang sesudah
peristiwa itu berlalu, Uwais dipanggil Allah SWT selama-lamanya. Terjadi
keanehan pada saat jenazahnya akan dimandikan. Tiba-tiba saja sudah banyak
orang yang ingin memandikan, mengkafani, hingga menguburkan. Banyak orang
bertanya-tanya dengan heran, “Siapakah seberanya engkau, wahai Uwais al-Qarni?
Bukankah Uwais yang dikenal hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa,
yang kerjanya sehari-hari hanya menggembala domba dan unta? Ketahuilah
sesungguhnya orang-orang asing yang mendatangi dan mengurusi keseluruhan
prosesi pengurusan jenazah Uwais dan pemakamannya adalah para malaikat yang
sengaja diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi untuk tuga-tugas tersebut.
No comments:
Post a Comment