5/02/2013

Pemuda Penghuni Langit


“Sesungguhnya sebaik-baik tabiin adalah seorang laki-laki bernama Uwais. Dia memiliki seorang ibu yang dia berbakti kepadanya. Sekiranya dia bersumpah atas nama Allah, niscaya allah akan mengabulkannya. Dia memiliki tanda putih di badannya. (Jika kalian bertemu dengannya) mintalah kepadanya agar memohon ampunan kepada Allah untuk kalian.” (H.R. Muslim)

      Uwais al-Qarni adalah seorang pemuda yang hidup pada masa Rasulullah Muhammad SAW. Dia tinggal di negeri Yaman. Harta benda tidak berpihak kepadanya. Bukan hanya harta, bahkan sosok ayah pun dia tak punya. Sosok ibu yang mendampingi hidupnya pun dalam keadaan kurang beruntung. Ibunya mengalami kelumpuhan dan kebutaan. Selama hidupnya boleh dikatakan bahwa Uwais hanya mempunyai satu-satunya harta paling berharga di dunia ini, yaitu ibunya tercinta.

            Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Uwais bekerja sebagai buruh pengembara domba. Jika dia mempunyai kelebihan uang, dia tidak segan-segan membantu tetangganya yang juga hidup dalam kemiskinan
.
Uwais terkenal sebagai anak yang sayang dan taat kepada ibunya tercinta. Dia juga sangat taat beribadah kepada Allah SWT. Sebagai orang Yaman, Uwais tidak mempunyai kesempatan untuk bergaul dengan Rasulullah SWA dalam kehidupan sehari-hari karena terkendala jarak yang jauh. Namun rasa cinta dan rindunya kepada Rasulullah SAW begitu mendalam. 

Hari semakin demi hari dan waktu demi waktu Uwais selau berharap agar mendapat kesempatan untuk berjumpa Rasulullah SAW. Hingga pada suatu hari Uwais menyampaikan perasaan rindunya itu kepada sang ibu dan ibunya mengizinkan serta meridhainya untuk berangkat kemadinah menemui Rasulullah SAW. Sebelum Uwais berangkat ibunya memanggilnya dan menyampaikan “ Apabila engkau sudah berjumpa dengan Rasulullah SAW, segeralah kembali pulang”. 

Sesampainya di Madinah, Uwais pun segera mencari rumah Rasulullah SAW. Setelah ketemu, ternyata Rasulullah tidak sedang ada di rumah, beliau sedang berada di medan perang. Mendengar pernyataan Siti ‘Aisyah tadi membuat hatinya sedikit sedih dan terfikir pesan ibunya. Uwais pun mengambil keputusan untuk pulang ke rumah menemuai ibunya. 

Beberapa lama setelah Uwais pulang ke Yaman, peperangan yang dijalani Rasulullah Saw usai. Baginda Rasul langsung menuju Madinah. Sesampainya di rumah, beliau menanyakan kepada ‘Aisyah RA, apakah betul ada yang mencarinya?. Setelah mendapat jawaban, beliau memastikan bahwa yang datang itu adalah Uwais al-Qarni. Dan Rasulullah mengatakan bahwa pemuda tersebut adala seorang yang taat kepada ibunya, yang merupakan penghuni langit. Rasulullah berpesan kepada para sahabta “Jika kalian ingin berjumpa dengannya, perhatikanlah bahwa dia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya” Dan “ Suatu ketika apabila kalian bertemu dengannya, mintalah doa dan mohon astigfar (lewat perantarannya). Dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi”

Pesan tersebut terus diingat oleh ‘Umar RA sampai kemudian beliau menjadi khalifah sepeninggalan Rasulullah SAW dan Abu Bakar. Bertahun-tahun khalifah Umar RA dan ‘Ali RA mencari Uwais hingga pada suatu ketika Uwais berserta rombongan mampir ke Madinah. Mendengar hal itu Umar RA dan ‘Ali RA langsung menanyakan keberadaannya dan mendatanginya. Sesampainya di sana Umar RA dan ‘Ali RA memohon kepada Uwais agar didoakan dan domohonkan istigfar kepada Allah SWT bagi mereka. Akhirnya Uwais mengangkat tangan sambil berdoa dan membacakan istigfar. 

Khalifah ‘Umar RA berjanji akan menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk menjami sisa kehidupannya. Namun Uwais menolak dan berkata “Hamba mohon agar hari ini saja hamba dapat diketahui orang. Untuk hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lain”

Beberapa tahun berselang sesudah peristiwa itu berlalu, Uwais dipanggil Allah SWT selama-lamanya. Terjadi keanehan pada saat jenazahnya akan dimandikan. Tiba-tiba saja sudah banyak orang yang ingin memandikan, mengkafani, hingga menguburkan. Banyak orang bertanya-tanya dengan heran, “Siapakah seberanya engkau, wahai Uwais al-Qarni? Bukankah Uwais yang dikenal hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanya menggembala domba dan unta? Ketahuilah sesungguhnya orang-orang asing yang mendatangi dan mengurusi keseluruhan prosesi pengurusan jenazah Uwais dan pemakamannya adalah para malaikat yang sengaja diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi untuk tuga-tugas tersebut.

No comments:

Post a Comment